[:en]Rabu, Tim Ekspedisi Indonesia Raya Tiba di Jakarta[:id]Rabu, Tim Ekspedisi Indonesia Raya Tiba di Jakarta[:]
[:en]
[:id]
[:]
Rabu, Tim Ekspedisi Indonesia Raya Tiba di Jakarta
JAKARTA - Tim Ekspedisi Indonesia Raya yang telah mengibarkan bendera Merah Putih di Gunung Aconcagua Argentina akan tiba di Jakarta pada Rabu, 16 Maret pukul mendatang pukul 15.45 WIB. Tim tersebut terdiri dari pendaki berkaki satu Sabar, 5 anggota Marinir dan 3 sipil termasuk 1 perempuan. Mereka telah mendaki puncak Gunung Aconcagua setinggi 6.962 mdpl.
“Direncanakan, tim ini disambut oleh seorang menteri. Lalu pulang ke rumah. Sabar ke Solo dan Marinir ke Cilandak,” ungkap ungkap Manajer Pendakian, Dar Edi Yoga di Mendoza Argentina kepada Netralitas, Senin (14/3) malam melalui pesan singkatnya.
Dar menyebutkan, Tim Ekspedisi Indonesia Raya tiba dengan pesawat Emirates setelah menempuh perjalanan sekitar 26 jam. diawali dari Argentina ke Rio de Janerio selama 3 jam. lalu Rio de Janerio ke Dubai selama 14 jam kemudian berakhir dari Dubai ke Jakarta selama 8 jam dengan transit 1 jam di Rio de Janerio dan Dubai.
“Aconcagua memiliki tantangan yang sangat berbeda dengan gunung Elbrus, Kilimanjaro dan Carstensz. Di Aconcagua untuk mencapai puncaknya, para pemandu tidak menyediakan oksigen kendati sudah di atas ketinggian 6000 mdpl,” ungkap Dar panjang lebar.
Oleh sebab itu, sambung Dar banyak pendaki yang gagal bila tidak memiliki fisik prima dan tidak melakukan proses aklimatisasi . Selama musim pendakian banyak yang diturunkan sebelum mencapai ketinggian 5.400 mdpl. Menyinggung kendala terbesar di Aconcagua yakni perubahan cuaca yang sangat cepat ke minus 15 derajat serta kecepatan angin mencapai 30 knot. Yang paling ditakuti badai es awan jamur yang merenggut nyawa pendaki
"Perubahan iklim dunia akibat el nino sangat mempengaruhi cuaca di puncak Aconcagua. Selama musim pendakian pada Desember praktis tidak ada yang dapat mencapai puncak," sebutnya.
Pendakian Gunung Aconcagua didukung penuh oleh Artha Graha Peduli, Kementerian Pariwisata RI, Telkom, Kosgoro 1957 dan MatahariMall yang dilepas pada akhir Februari lalu di Jakarta.
Penulis : Murizal
Rabu, Tim Ekspedisi Indonesia Raya Tiba di Jakarta
JAKARTA - Tim Ekspedisi Indonesia Raya yang telah mengibarkan bendera Merah Putih di Gunung Aconcagua Argentina akan tiba di Jakarta pada Rabu, 16 Maret pukul mendatang pukul 15.45 WIB. Tim tersebut terdiri dari pendaki berkaki satu Sabar, 5 anggota Marinir dan 3 sipil termasuk 1 perempuan. Mereka telah mendaki puncak Gunung Aconcagua setinggi 6.962 mdpl.
“Direncanakan, tim ini disambut oleh seorang menteri. Lalu pulang ke rumah. Sabar ke Solo dan Marinir ke Cilandak,” ungkap ungkap Manajer Pendakian, Dar Edi Yoga di Mendoza Argentina kepada Netralitas, Senin (14/3) malam melalui pesan singkatnya.
Dar menyebutkan, Tim Ekspedisi Indonesia Raya tiba dengan pesawat Emirates setelah menempuh perjalanan sekitar 26 jam. diawali dari Argentina ke Rio de Janerio selama 3 jam. lalu Rio de Janerio ke Dubai selama 14 jam kemudian berakhir dari Dubai ke Jakarta selama 8 jam dengan transit 1 jam di Rio de Janerio dan Dubai.
“Aconcagua memiliki tantangan yang sangat berbeda dengan gunung Elbrus, Kilimanjaro dan Carstensz. Di Aconcagua untuk mencapai puncaknya, para pemandu tidak menyediakan oksigen kendati sudah di atas ketinggian 6000 mdpl,” ungkap Dar panjang lebar.
Oleh sebab itu, sambung Dar banyak pendaki yang gagal bila tidak memiliki fisik prima dan tidak melakukan proses aklimatisasi . Selama musim pendakian banyak yang diturunkan sebelum mencapai ketinggian 5.400 mdpl. Menyinggung kendala terbesar di Aconcagua yakni perubahan cuaca yang sangat cepat ke minus 15 derajat serta kecepatan angin mencapai 30 knot. Yang paling ditakuti badai es awan jamur yang merenggut nyawa pendaki
"Perubahan iklim dunia akibat el nino sangat mempengaruhi cuaca di puncak Aconcagua. Selama musim pendakian pada Desember praktis tidak ada yang dapat mencapai puncak," sebutnya.
Pendakian Gunung Aconcagua didukung penuh oleh Artha Graha Peduli, Kementerian Pariwisata RI, Telkom, Kosgoro 1957 dan MatahariMall yang dilepas pada akhir Februari lalu di Jakarta.
Penulis : Murizal